LegendaBatu Menangis merupakan cerita rakyat dari Kalimantan Barat. Baca asal-usul nya, dan cerita rakyat nya lengkap di Museum Nusantara! jenis teks Bahasa Inggris ini mungkin masih jarang di telinga. Padahal, tanpa sadar mungkin kita The post Mengenal Apa itu Spoof Text, Generic Structure, & Contohnya appeared first on Sma Studioliterasi
CeritaDongeng Legenda Batu Menangis. by Lely Azizah 7 bulan yang lalu. Cerita Dongeng Legenda Batu Menangis - Hai Grameds, Indonesia memiliki berbagai macam dongeng Nusantara, mulai dari Sabang hingga Merauke. Di setiap dongeng Nusantara akan selalu ada pesan atau nilai-nilai moral yang bisa diambil dan bisa dijadikan sebagai pelajaran
Legenda Batu menangis merupakan cerita rakyat Kalimantan yang beberapa kali kakak dongengkan untuk adik-adik. Cerita Rakyat Batu menangis ini memiliki beberapa versi, beberapa versi diantaranya sudah pernah kakak posting pada blog kesayangan kita ini, yaitu dengan judul Cerita Rakyat Dongeng Batu Menangis. Jika kalian belum tahu cerita dongeng nusantara ini, kakak ucapkan selamat membaca. Dahulu kala, di sebuah bukit yang jauh dari Pedesaan. Hiduplah seorang Janda miskin bersama anak perempuannya. Anaknya dari Janda tersebut sangat cantik jelita, ia selalu membanggakan kecantikan yang ia miliki. Namun, kecantikannya tidak sama dengan sifat yang ia miliki. Ia sangat pemalas dan tidak pernah membantu ibunya. Cerita Rakyat Legenda Nusantara Batu Menangis Selain pemalas, ia juga sangat manja. Segala sesuatu yang ia inginkan harus di turuti. Tanpa berpikir keadaan mereka yang miskin, dan ibu yang harus banting tulang meskipun sering sakit-sakitan. Setiap ibunya mengajaknya ke sawah, ia selalu menolak. Suatu hari, ibunya mengajak anaknya berbelanja ke pasar. Jarak pasar dari rumah mereka sangat jauh, untuk sampai ke pasar mereka harus berjalan kaki dan membuat putrinya kelelahan. Namun, anaknya berjalan di depan ibunya dan memakai baju yang sangat bagus. Semua orang yang melihatnya langsung terpesona dan mengaggumi kecantikannya, sedangkan ibunya berjalan di belakang membawa keranjang belanjaan, berpakaian sangat dekil layaknya pembantu. Karena letak rumah mereka yang jauh dari masyarakat, kehidupan mmereka tidak ada satu orang pun yang tahu. Akhirnya, mereka memasuki kedalam desa, semua mata tertuju kepada kecantikan Putri dari janda tersebut. Banyak pemuda yang menghampirinya dan memandang wajahnya. Namun, penduduk desa pun sangat penasaran, siapa perempuan tua di belakangnya tersebut. ’ Hai, gadis cantik! Siapakah perempuan tua yang berada di belakangmu? Apakah dia ibumu?’’ Tanya seorang Pemuda. ’ Tentu saja bukan, ia hanya seorang pembantu!.’’ Jawabnya dengan sinis. Sepanjang perjalanan setiap bertemu dengan penduduk desa, mereka selalu bertanya hal yang sama. Namun, ia terus menjawab bahwa ibunya adalah pembantunya. Ibunya sendiri di perlakukan sebagai seorang pembantu. Pada awalnya, Sang ibu masih bisa menahan diri, setiap kali mendengar jawaban dari Putri kandungnya sendiri. Namun, mendengar berulang kali dan jawabannya itu sangat menyakkitkan hatinya, tiba-tiba sang ibu berhenti, dan duduk pinggir jalan sambil meneteskan air mata. ’ Bu, kenapa berhenti di tengah jalan? Ayo lanjutkan perjalanan.’’ Tanya putrinya heran. Beberapa kali ia bertanya. Namun, ibunya sama sekali tidak menjawab. Sang ibu malah menengadahkan kedua tangannya ke atas dan berdoa. Melihat hal aneh yang di lakukan ibunya, sang anak merasa kebingungan. ’ Ibu sedang apa sekarang!’’ bentak putrinya. Sang ibu tetap tidak menjawab, dan meneruskan doanya untuk menghukum putrinya sendiri. ’ Ya Tuhan, ampunilah hamba yang lemah ini, maafkan hamba yang tidak bisa mendidik putrid hamba sendiri, sehingga ia menjadi anak yang durhaka. Hukumlah anak durhaka ini.’’ Doa sang Ibu. Tiba-tiba, langit menjadi mendung dan gelap, petir mulai menyambar dan hujan pun turun. Perlahan-lahan, tubuhnya berubah menjadi batu. Kakinya mulai berubah menjadi batu dan sudah mencapai setengah badan. Gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya. Ia merasa ketakutan. ’ Ibu, tolong aku. Apa yang terjadi dengan kakiku? ibu maafkan aku. Aku janji akan menjadi anak yang baik bu’’ teriak Putrinya ketakutan. Gadis tersebut terus menangis dan memohon. Namun, semuanya sudah terlambat. Hukuman itu tidak dapat di hindari. Seluruh tubuhnya perlahan berubah menjadi batu. Gadis durhaka itu hanya menangis dan menagis menyesali perbuatannya. Sebelum kepalanya menjadi batu, sang ibu masih melihat air matanya yang keluar. Semua orang yang berada di sana menyaksikkan peristiwa tersebut. Seluruh tubuh gadis itu berubah menjadi batu. Sekalipun sudah menjadi batu. Namun, melihat kedua matanya masih menitihkan air mata seperti sedang menangis. Oleh karena itu, masyarakat tersebut menyebutnya dengan Batu Menangis. Batu Menangis tersebut masih ada sampai sekarang. Pesan moral dari Cerita Rakyat Legenda Batu Menangis adalah selalu hormati dan sayangi kedua orang tuamu, karena kesuksesan dan kebahagiaan mu akan sangat tergantung dari doa kedua orangtuamu. Baca dongeng batu menangis lainnya pada posting berikut ini Cerita Rakyat Kalimantan Barat Batu Menangis dan Cerita Rakyat Kalimantan Tengah Legenda Hantuen
CeritaBahasa Jawa Legenda Batu Menangis Ing siji bukit sing adoh saka desa, ing daerah Kali uripa randha kere lan anak prawane. Anak prawan randha kuwi ayu banget. ning demen, dheweke nduweni prilaku sing banget alane. prawan kuwi banget panglumuh, ora tau ngrewangi emboke nglakoke pagawean-pagawean omah. kerjane mung macak saben dina.
- Legenda Batu Menangis merupakan dongeng yang berasal dari Kalimantan Barat. Dongeng ini mirip dengan Malin Kundang namun berbeda masyarakat setempat masih ada perdebatan mengenai kebenaran dongeng ini. Kisah Batu Menangis Pada zaman dahulu kala di dataran tinggi Kalimantan Barat terdapat sebuah bukit yang letaknya jauh dari pemukiman penduduk yang ramai. Di sana, hiduplah seorang perempuan janda dengan kehidupannya yang miskin. Ia ditemani putri semata wayang yang amat disayang bernama Darmi. Sejak ditinggal pergi oleh sang ayah, kehidupan ibu dan putrinya teramat sulit. Pasalnya, sang ayah tidak meninggalkan warisan sedikit pun. Namun, ibu tersebut mampu merawat Darmi dengan sangat baik. Untuk mencukupi kebutuhan hidup, sang ibu bekerja di ladang dan di sawah milik orang lain, dengan kata lain ia menjadi buruh. Baca juga Legenda Batu Menangis Anak perempuannya tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Gadis itu memiliki perawakan yang indah dan juga semampai, rambutnya panjang lembut, lebat, dan terurai hingga ujung mata kaki dengan gaya ikal di tepian. Penampilannya makin cantik dengan poni yang tersisir rapi menyusuri keningnya dengan kehalusan bak cendana. Namun dibalik kecantikannya, Darmi memiliki sifat yang berlawanan dengan kondisi fisiknya. Ia merupakan gadis yang sangat pemalas, manja, dan egois. Segala yang diinginkan harus terpenuhi. Bahkan, ia tidak peduli dengan kondisi ibunya. Meski dalam kondisi sulit, ibunya selalu berusaha memenuhi keinginannya. Darmi hanya bisa bersolek setiap hari, untuk menjaga penampilan agar tetap cantik. Darmi Tidak Membantu Ibu Seringkali, ibunya mengajak Darmi membantu di sawah ataupun di ladang. Tetapi, ia selalu menolak dengan alasan kecantikannya akan luntur karena bergelut dengan lumpur di sawah. Bahkan, ia pernah berucap kalau pekerjaan di sawah hanya cocok untuk ibunya yang sudah keriput dan jelek. Baca juga Legenda Kebo Iwa dan Asal-usul Danau Batur Meskipun tidak pernah dibantu anaknya, sang ibu tetap rajin untuk berangkat kerja di sawah dan ladang. Setiap ibunya selesai kerja, Darmi selalu menghampiri ibunya untuk meminta uang hasil kerja ibunya guna memenuhi keinginannya. Meskipun kesal dengan permintaan anaknya, sang ibu selalu memberikan uang hasil kerja demi menyenangkan hati anaknya. Ibu Mengajak Darmi ke Desa Suatu ketika, ibu mengajak putri semata wayangnya itu untuk menuruni bukit menuju desa yang digunakan untuk belanja penduduknya. Desa tersebut terletak sangat jauh dari rumahnya. Sehingga untuk menuju desa tersebut, ibu dan Darmi harus berjalan kaki dengan menempuh jarak yang sangat jauh dan melelahkan. Seperti biasa, Darmi berjalan dengan pakaian yang sangat mewah dan riasan cantik. Tujuannya untuk menarik perhatian setiap orang yang melihatnya. Gadis itu ingin menjadi pusat perhatian dan dikagumi setiap juga Asal-usul Selat Sunda dan Legenda Prabu Rakata Membelah Bumi Sedangkan ibunya yang sudah tua dengan tampilan yang jauh berbeda dari putrinya. Dengan membawa keranjang belanjaan, sang ibu tampil dengan dekil dan kucel. Walaupun, mereka berjalan berdampingan tidak ada yang mengetahui bahwa mereka adalah ibu dan anak. Sesampainya di desa yang dituju, semua orang tidak henti memandang Darmi, bahkan para pemuda juga dibuat terpesona dengan kecantikan gadis tersebut. Darmi Menjadi Batu Sampai, ada pemuda yang menghampir Darmi. Ia bertanya tentang perempuan berpenampilan dekil yang berjalan bersamanya. Namun dengan sombong, Darmi mengatakan bahwa perempuan itu bukan ibunya malah ia menjawab bahwa perempuan tersebut adalah pembantunya. Bagai disambar petir, sang ibu terluka hatinya, namun ia masih menahan diri dari segala luka yang diberikan anaknya. Kejadian serupa berlanjut, saat Darmi berjalan pulang bersama ibunya. Tiba-tiba, ada pemuda yang yang menggodanya dan menanyakan perempuan yang berjalan di belakangnya adalah ibunya. Baca juga Legenda Pesut Mahakam Perwujudan Kakak Beradik yang Menceburkan Diri ke Sungai Dengan tegas, Darmi menyanggahkanya dan mengatakan bahwa orang tersebut adalah budak. Sang ibu kembali harus menahan diri dan amarah. Sepanjang jalan begitulah perlakukan anaknya. Karena penghinaan terus berulang, sang ibu merasa terluka. Akhirnya, sang ibu berhenti di pinggir jalan dan bersimpuh berdoa sambil menangis karena melihat perlakukan anaknya yang begitu kejam. Saat anaknya bertanya berulang kali, sang ibu tidak menjawab. Sang ibu terus berdoa memohon hukuman pada putrinya yang telah berperilaku tidak semestinya. Atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa, langit tiba-tiba mendung dan gelap seolah memperlihatkan amarah yang bagitu besar. Hujan deras mengguyur permukaan bumi, secara perlahan tubuh Darmi menjadi kaku tidak bisa digerakan. Baca juga Legenda Gunung Rinjani dan Terbentuknya Masyarakat Sasak Darmi panik dan mulai berteriak. Ia menangis memohon ampun. Ibunya diam tidak menjawab dan secara perlahan melihat tubuh anaknya perlahan mengeras. Permohonan maaf putrinya telah terlambat, sang ibu dan orang lain yang berada di sana melihat dengan mata kepala sendiri tubuh Darmi mengeras menjadi batu. Setelah, tubuh Darmi menjadi batu, langit kembali cerah. Darmi sudah berubah menjadi batu diletakkan di pinggir jalan dan disandarkan di tebing. Pesan Moral Pesan moral dari Legenda Batu Menangis adalah selalu menghormati dan sayangi kedua orang tua. Karena, kesuksesan dan kebahagiaan mu akan sangat tergantung dari doa kedua orang tuamu. Sumber dan Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
. 469 197 101 200 81 240 383 487