laporanpelaksanaan kegiatan literasi perpustakaan sd negeri djuwita periode 2017-2018 I. Pendahuluan Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca (Glenn Doman). 0 0 April 2020 PDF Bookmark Embed Share Print Download This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA Overview Download & View Laporan Kegiatan Literasi Sekolah as PDF for free. More details Pages Contohlaporan kegiatan harian karyawan excel. Format contoh laporan penelitian kualitatif. Contoh Laporan Akhir Kegiatan Contoh laporan kegiatan sekolah kegiatan sosialisasi siswa baru sma n 87 yogyakarta tahun ajaran 2021/2022 1. Contoh format laporan kegiatan. Contoh membuat laporan yang baik dan menarik. Contoh laporan kegiatan
Gerakan Literasi sekolah GLS yang sedang dijalankan oleh pemerintah dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan minat baca dan membiasakan siswa untuk membaca buku walau hanya selembar. Hanya saja tidak semua sekolah mampu menjalankan GLS dengan baik, sehingga perlu adanya evaluasi terhdap pelaksanaan GLS. Adapun tujuan dari penelitian yakni untuk mengetahui mengetahui proses pengembangan dan faktor pendukung dan penghambat literasi membaca. Penelitian merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini yakni guru dan siswa kelas V SD. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh pada penelitian ini kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan difokuskan dengan menggunakan model Miles & Huberman yang terdiri dari tahap reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa kegiatan literasi dilaksanakan dengan mengajak siswa membaca cerita, membuat karya tulis, menganalisis isi teks, menggambarkan inferensi analitis atas teks, mengkritik teks dan menampilkan secara kreatif. Dimana semua kegiatan tersebut telah mampu diikuti dengan baik oleh siswa walaupun terdapat beberapa kendala di dalamnya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran Volume 4, Number 3, Tahun 2021, pp. 522-527 P-ISSN 2614-3909 E-ISSN 2614-3895 Open Access *Corresponding author. E-mail addresses annisaputribungsu023 Annisa Putri Bungsu Pelaksanaan Literasi Membaca di Sekolah Dasar Annisa Putri Bungsu1*, Febrina Dafit2 1,2 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Islam Riau, Riau, Indonesia A B S T R A K Gerakan Literasi sekolah GLS yang sedang dijalankan oleh pemerintah dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan minat baca dan membiasakan siswa untuk membaca buku walau hanya selembar. Hanya saja tidak semua sekolah mampu menjalankan GLS dengan baik, sehingga perlu adanya evaluasi terhdap pelaksanaan GLS. Adapun tujuan dari penelitian yakni untuk mengetahui mengetahui proses pengembangan dan faktor pendukung dan penghambat literasi membaca. Penelitian merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini yakni guru dan siswa kelas V SD. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh pada penelitian ini kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan difokuskan dengan menggunakan model Miles & Huberman yang terdiri dari tahap reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa kegiatan literasi dilaksanakan dengan mengajak siswa membaca cerita, membuat karya tulis, menganalisis isi teks, menggambarkan inferensi analitis atas teks, mengkritik teks dan menampilkan secara kreatif. Dimana semua kegiatan tersebut telah mampu diikuti dengan baik oleh siswa walaupun terdapat beberapa kendala di dalamnya. A B S T R A C T The School Literacy Movement GLS which is being run by the government is carried out to increase interest in reading and familiarizing students with reading books, even if only a sheet. It's just that not all schools can run the GLS well, so it is necessary to evaluate the implementation of the GLS. This study aims to find out the development process and the supporting and inhibiting factors of reading literacy. This research is a type of descriptive research using a qualitative approach. The subjects involved in this study were teachers and students of fifth grade elementary school. Data collection in the study was carried out by interview, observation, and documentation methods. The data obtained in this study were then analyzed using qualitative descriptive analysis and focused using the Miles & Huberman model consisting of data reduction, presentation, and conclusion drawing. The results of the research analysis show that literacy activities are carried out by inviting students to read stories, make written works, analyze text content, describe analytical inferences on texts, criticize texts and present creatively. Where all these activities have been able to be followed well by students even though there are some obstacles in them. 1. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan berbagai pemahaman dan pengalaman kepada siswa dalam bentuk kesempatan belajar, sehingga siswa mampu memahami konsep yang utuh serta mampu meningkatkan sumber dayanya Alpian & Anggraeni, 2019; Hendriana & Jacobus, 2016. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai media dalam menyampaikan suatu pengetahuan dari satu generasi ke generasi selanjutnya, melainkan suatu media yang diharapkan dapat membawa perubahan dalam perkembangan kehidupan bangsa Ariyanti, 2017. Di Indonesia pelaksanaan pendidikan tidak hanya difokuskan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga difokuskan terhadap pembetukan sikap, serta peningkatan kepekaan sosial agar mampu mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan lingkungan Astawa, 2017; Sujana, 2019. Pelaksanaan pendidikan di Indonesia lebih banyak diaktualisasikan dalam kegiatan membaca Megantara & Wachid, 2021. Membaca menjadi salah satu fungsi penting dalam hidup Elendiana, 2020; Ismaniar, 2018. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Dengan kemampuan membaca yang membudaya dalam diri setiap anak, maka tingkat keberhasilan di sekolah maupun dalam kehidupan di masyarakat akan membuka peluang kesuksesan hidup yang lebih baik Syahidin, 2020; Teguh, 2017. Membaca merupakan suatu keterampilan yang dapat menjadi faktor penunjang dalam kemampuan berbahasa lainnya seperti berbicara dan juga menulis Rohman, 2017. Di era globalisasi dan perkembangan teknologi informasi A R T I C L E I N F O Article history Received August 02, 2021 Revised August 03, 2021 Accepted September 14, 2021 Available online October 25, 2021 Kata Kunci Pelaksanaan, Literasi, Membaca Keywords Implementation, Literacy, Reading This is an open access article under the CC BY-SA license. Copyright © 2021 by Author. Published by Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, Vol. 4, No. 3, 2021, pp. 522-527 523 Annisa Putri Bungsu / Pelaksanaan Literasi Membaca di Sekolah Dasar seperti saat ini kemampuan membaca memiliki peran penting untuk membuka jendela informasi masyarakat Setiawan, 2018. Melalui kegiatan membaca seseorang dapat menggali berbagai informasi, pengetahuan, dan pengalaman baru, hal ini dikarenakan aktifitas membeca bersifat reseptif atau menerima Fitriana & Ridlwan, 2021; Mirna & Rambe, 2021. Pengatahuan dan informasi yang diperoleh pada kegiatan membaca akan menjadi pintu untuk membuka wawasan yang selanjutnya dapat merubah paradigma dalam berpikir dan bertindak seseorang menuju kemajuan Megantara & Wachid, 2021. Hanya saja kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah Lubis, 2018; Sudiana, 2020. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka masyarakat buta aksara di Indonesia Kamardana et al., 2021; Sariani, 2020. Menumbuhkan minat baca siswa dan masyarakat merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk dilakukan, hal dikarenakan kurangnya keinginan, kemauan dan dorongan dari diri sendiri. Hal ini sejalan dengan temuan hasil wawancara yang telah dilakukan bersama seorang wali kelas V SDN 004 Ukui. Berdasarkan kegiatan wawancara, didapatkan informasi bahwa minat baca siswa kelas V masih tergolong rendah, hal ini terlihat dari kurangnya kemampuan siswa dalam menguraikan isi bacaan dan biasanya siswa hanya membaca saja tanpa tahu isi bacaan tersebut. Rendahnya minat baca siswa dan masyarakat tentunya akan berdampak buruk pada kemajuan bangsa, kualitas pendidikan akan semakin menurun dan tingkat buta aksara akan semakin meningkat. Untuk mengatasi permasalahan mengenai rendahnya minat baca siswa dan masyarakat. Pemerintah mulai menggalangkan program GLS gerakan literasi sekolah. Gerakan Literasi Sekolah merupakan bagian dari kegiatan Gerakan Literasi Nasional yang dicanangkan Pada tahun 2016 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai lembaga yang memilki kewenangan dalam bidang pendidikan Khotimah et al., 2018; Megantara & Wachid, 2021; Wandasari, 2017. Program ini merupakan perwujudan dari peraturan menteri pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang budi pekerti, yang memiliki tujuan menumbuh kembangkan budi pekerti siswa dengan pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hidupnya Dewi & Isnarmi, 2019. Gerakan Literasi Sekolah menekankan pada pembiasaan membaca bagi siswa sebelum dilaksanakan proses pembelajaran Anindya et al., 2019; Anjani et al., 2019; Septiary & Sidabutar, 2020. Pada dasarnya kegiatan literasi memiliki keterkaitan erat dengan pendidikan karena literasi dipersepsi sebagai sebuah prasyaratan untuk masuk dalam kegiatan belajar dalam pendidikan Rahmatunisa, 2017. Literasi merupakan kemampuan belajar untuk mengakses ilmu pengetahuan melalui membaca sebaliknya, literasi berarti kemampuan menggunakan keterampilan membaca dalam hal mendapatkan akses ke dunia pengetahuan, untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber, untuk mengevaluasi argument, dan juga belajar subjek yang benar–benar baru Ainiyah, 2017. Pelaksanaan kegiatan literasi membaca bertujuan memperkenalan siswa tentang dasar – dasar membaca dan menulis, memelihara kesadaran bahasa, dan motivasi untuk belajar. Maka dari itu dijelaskan bahwa membaca merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh semua anak karena melalui membaca anak dapat belajar banyak tentang berbagai bidang studi. Beberapa penelitian yang dilaksanakan sebelumnya menyebutkan bahwa secara umum pelaksanaan kegiatan literasi sekolah sudah berjalan lancar siswa sudah mulai menyukai membaca, namun buku yang tersedia masih sangat kurang sehingga pengalaman membaca siswa sangat terbatas Yunianika & ., 2019. Penelitian selanjutnya juga menyatakan bahwa pelaksanaan program gerakan literasi sekolah di SDN Gugus Sungai Miai Banjarmasin berada pada tahap pembiasaan, sehingga masih membutuhkan bimbingan serta masih terdapat berbagai macam kendala dalam pelaksanaannya seperti kurangnya jumlah buku yang dimiliki sekolah serta masih terdapat beberapa siswa yang membaca secara asal-asalan Batubara & Ariani, 2018. Penelitian lainnya juga menyebutkan bahwa program GLS sudah dilaksanakan di sekolah dengan baik, pelaksanaan pembiasaan membaca dilakukan 15 menit di sekolah sudah sesuai tujuan nasional Widayoko et al., 2018. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum gerakan literasi sekolah telah berjalan dengan maksimal, walaupun terdapat beberapa kendala di dalamnya. Hanya saja pada penelitian sebelumnya, belum terdapat kajian mengenai analisis pelaksanaan literasi membaca di kelas V SD, sehingga penelitian difokuskan pada hal tersebut dengan tujuan untuk untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan literasi membaca tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses pengembangan dan faktor pendukung dan penghambat literasi membaca. 2. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan literasi membaca. Penelitian kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang–orang yang diamati. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini yakni guru dan siswa kelas V di SDN Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, Vol. 4, No. 3, 2021, pp. 522-527 524 JP2. P-ISSN 2614-3909 E-ISSN 2614-3895 004 Simpang Pulai Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, angket, dan dokumentasi. Dengan instrumen berupa pedoman observasi dan kuisioner. Instrumen pedoman observasi digunakan untuk memperoleh data tentang bagaimana guru dalam pelaksanaan literasi membaca serta mencari data mengenai hambatan yang dialami oleh guru dalam pelaksanaan literasi membaca. Data hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan memaparkan hasil penelitian kemudian mengkaitkan dengan teori-teori yang sejalan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi ditemukan hasil bahwa kemampuan literasi di SDN 004 Simpang Pulai Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan sangatlah rendah untuk mengembangkan kemampuan membaca peserta didik diperlukan strategi yang tepat supaya siswa semakin tertarik dan terlatih untuk membaca dan mencari informasi di lingkungan sekitarnya sehingga menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri. Oleh karena itu dengan adanya pelaksanaan literasi membaca di sekolah sangatlah tepat dan sangat penting bagi sekolah, apalagi sekolah dasar adalah tempat pertama untuk menanamkan dasar – dasar tentang literasi membaca kepada siswa. Pelaksanaan literasi membaca di SDN 004 Simpang Pulai Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan dilaksanakan sejak tahun 2018, pelaksanaan ini diikuti dikarenakan ada didalam peraturan pembelajaran kurikulum 2013 kegiatan literasi membaca dilaksanakan setiap pagi sebelum jam pembelajaran dimulai. Kegiatan pelaksanaan literasi membaca di SDN 004 Simpang Pulai Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan memiliki beberapa program yang terdiri dari membuat mading untuk dikelas, dan pojok baca. Adapun kegiatan literasi membaca di SDN 004 Simpang Pulai yakni, siswa membaca di depan kelas, guru becerita, dan siswa membuat karya seperti pantun, puisi dan cerpen. Pelayanan lain yang mendukung literasi membaca di SDN 004 Simpang Pulai adalah pojok baca. Pemerintah juga telah bekerja sama dengan setiap sekolah untuk membuat pojok baca untuk siswa membaca buku dikelas. Pojok baca ini berfungsi untuk program yang mengondisikan siswa agar tidak suntuk atau gaduh dikelas. Buku – buku yang ada dipojok baca terdiri dari buku pengetahuan umum, buku pelajaran, buku cerita, komik dan cerpen. Selain itu pojok baca memiliki manfaat berupa memberikan suasana baru dikelas, juga disaat waktu luang atau jam istirahat bisa dimanfaatkan untuk siswa membaca dan menjadikan siswa senang dan gemar membaca dengan dibimbing guru. Program literasi membaca yang diadakan di SDN 004 Simpang Pulai terdiri dari membuat puisi, pantu, dan cerita pendek dari pengalaman siswa saat membaca atau pengalaman siswa itu sendiri. Program ini terlihat dari setiap siswa membuat puisi atau pantu karya mereka di dipamerkan di setiap kelas. Adapun yang membuat cerita pedek siswa akan membacakannya di depan kelas. Program ini dilaksanakan oleh guru disetiap sebelum ujian semester untuk penambahan nilai siswa yang aktif dalam pembelajaran. Program ini dilakukan oleh secara individu dan berkelompok tergantung siswanya mau seperti apa. Selain terdapat kegiatan bercerita dan menyusun suatu karya tulis, pelaksanaan literasi membaca di SDN 004 Simpang Pulai Kecamata Ukui Kabupaten Pelalawan juga dilakukan dengan mengajak siswa berlatih dalam menganalisis isi teks, menggambarkan inferensi analitis atas teks, mengkritis teks, serta menampilkan secara kreatif. Pada pelaksanaan gerakan literasi sekolah, terdapat berbagai faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan literasi. Faktor Faktor pendukung pelaksanaan literasi membaca di SDN 004 Simpang Pulai terdiri dari guru – guru yang semangat dalam melakukan pelaksanaan literasi membaca, adanya alokasi waktu setiap paginya sebelum pembelajaran, dan adanya kerja sama dengan orang tua siswa. Sedangkan faktor penghambatnya yakni ketersediaan sarana prasarana yang kurang memadai seperti buku–buku bacaan dan ada sebagian siswa yang belum lancar membaca. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data didapatkan beberapa temuan dalam penelitian ini, diantaranya adalah. Temuan pertama pada penelitian menunjukkan bahwa kemampuan literasi siswa kelas V SDN 004 Simpang Pulai Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan masih tergeolong rendah, hal ini dikarenkana siswa belum terbiasa untuk melaksanakan kegiatan literasi secara rutin. Kurangnya minat serta kemampuan membaca siswa lebih banyak dipengaruhi oleh dorongan yang ada dalam diri siswa Elendiana, 2020; Mardika, 2019. Sehingga guru sebagai tenaga pendidik dituntut untuk mampu memotivasi siswa, agar siswa lebih mengembangkan kemampuan membaca serta membangun kebiasaan membaca Prasetyaningrum, 2019; Prastowo, 2020. Temuan kedua pada penelitian ini merujuk pada proses pelaksanaan kegiatan literasi. Berdasarkan pada hasil observasi dan wawancara didapatkan hasil Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, Vol. 4, No. 3, 2021, pp. 522-527 525 Annisa Putri Bungsu / Pelaksanaan Literasi Membaca di Sekolah Dasar bahwa kegiatan literasi pertama kali dilaksanakan pada tahun 2018. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengajak siswa untuk mambaca buku selam 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai. Untuk menunjang proses pembelajaran literasi guru umumnya mengajak siswa untuk bercerita dan membuat karangan pendek. Kegiatan bercerita menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan ketertarikan serta motivasi siswa untuk membaca Gusti, 2020; Nugraheni et al., 2019. Selain itu kegiatan membuat karangan pendek juga dapat meningakatkan kreatifitas serta kecapakan siswa pada aspek menulis Alwi et al., 2021. Kegiatan literasi pada SDN 004 Simpang Pulai Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan tidak terbatas hanya pada kegiatan bercerita dan menyusun karangan pendek, melainkan siswa juga diajak untuk berlatih dalam menganalisis isi teks, menggambarkan inferensi analitis atas teks, mengkritis teks, serta menampilkan secara kreatif. Kegiatan menganalisis isi teks merupakan kegiatan pengujian yang sistematis dan dapat direplikasi dari simbol–simbol komunikasi, dimana symbol ini diberikan nilai numerik berdasarkan metode statistik untuk menggambarkan isi komunikasi, menarik kesimpulan dan memberikan konteks Sari, 2018. Melalui kegiatan menganalisis isi teks siswa akan mampu mehami dengan baik maksud serta makna yang terkandung pada teks yang dibacanya Elendiana, 2020; Nugraha et al., 2018. Selanjutnya pada kegiatan menggambarkan inferensi analitis atas teks siswa diajak untuk membuat kesimpulan dari ungkapan atau makna kata sebuah cerita, terkadang siswa sering mendengar kata – kata tersebut tetapi belum menggetahui arti dari kata – kata tersebut, sehingga dirasa perlu untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai arti kata yang dibacanya, sehingga mampu mengkritisi teks yang telah dibaca Anindya et al., 2019. Kegiatan mengkritisi teks merupakan kegiatan sangatlah bagus dilaksankan agar siswa mengetahui kesalahan atau solusi untuk sebuah karya Nopilda & Kristiawan, 2018. Sehingga nantinya siswa mampu menampilkan sebuah karya yang lebih kreatif, inovatif, dan sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan. Temuan ketiga, berkaitan dengan faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran daring. Faktor pendukung pelaksanaan literasi membaca di SDN 004 Simpang Pulai terdiri dari guru – guru yang semangat dalam melakukan pelaksanaan literasi membaca, adanya alokasi waktu setiap paginya sebelum pembelajaran, dan adanya kerja sama dengan orang tua siswa. Sedangkan penghambatnya adalah sarana prasarana yang kurang memadai seperti buku –buku bacaan dan ada sebagian siswa yang belum lancar membaca. Keberhasilan kegiatan literasi atau kegiatan pembelajaran lainnya tentu bergantung pada bagaimana guru menggandeng siswanya untuk belajar Prastowo, 2020; Rahmatunisa, 2017. Guru yang mampu memotivasi serta meningkatkan semangat belajar siswa akan memberikan dampak pada peningkatan kemampuan siswa, begitu pula sebaliknya. Selain dipengaruhi oleh guru keberhasilan kegiatan literasi juga bergantung pada ketersediaan sarana dan pras arana Anindya et al., 2019. Salah satu sarana penting dalam kegiatan literasi adalah buku, jika ketersediaan buku masih kurang maka pelaksanaan literasi juga akan terhambat, begitu pula berlaku sebaliknya. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang juga menyebutkan bahwa bahwa secara umum pelaksanaan kegiatan literasi sekolah sudah berjalan lancar siswa sudah mulai menyukai membaca, namun buku yang tersedia masih sangat kurang sehingga pengalaman membaca siswa sangat terbatas Yunianika & ., 2019. Penelitian selanjutnya juga menyatakan bahwa pelaksanaan program gerakan literasi sekolah di SDN Gugus Sungai Miai Banjarmasin berada pada tahap pembiasaan, sehingga masih membutuhkan bimbingan serta masih terdapat berbagai macam kendala dalam pelaksanaannya seperti kurangnya jumlah buku yang dimiliki sekolah serta masih terdapat beberapa siswa yang membaca secara asal-asalan Batubara & Ariani, 2018. Penelitian lainnya juga menyebutkan bahwa program GLS sudah dilaksanakan di sekolah dengan baik, pelaksanaan pembiasaan membaca dilakukan 15 menit di sekolah sudah sesuai tujuan nasional Widayoko et al., 2018. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum kegiatan literasi telah terlaksana dengan baik dan mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa 4. SIMPULAN Secara umum kegiatan literasi yang dilaksanakan di SDN 004 Simpang Pulai telah terlaksanakan dengan cukup baik, dimana siswa sudah mulai terbiasa untuk membaca selama 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai. Kegiatan literasi yang dilaksanakan yakni bercerita, menyusun karangan pendek, menganalisis isi teks, menggambarkan inferensi analitis atas teks, mengkritis teks, serta menampilkan secara kreatif. 5. DAFTAR PUSTAKA Ainiyah, N. 2017. Membangun Penguatan Budaya Literasi Media dan Informasi dalam Dunia Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, 21, 65–77. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, Vol. 4, No. 3, 2021, pp. 522-527 526 JP2. P-ISSN 2614-3909 E-ISSN 2614-3895 Alpian, Y., & Anggraeni, S. W. 2019. Pentingnya Pendidikan Bagi Manusia. Jurnal Buana Pengabdian, 11, 66–72. Alwi, A., Rozak, A., & Wiradinata, R. 2021. Penguatan Aspek Kreativitas Melalui Pembelajaran Menulis Teks Narasi Dengan Model Berbasis Proyek. Jurnal Pendidikan Bahasa Sekolah Pascasarjana, 102. Anindya, E. F. Y., Suneki, S., & Purnamasari, V. 2019. Analisis Gerakan Literasi Sekolah Pada Pembelajaran Tematik. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 32, 238. Anjani, S., Dantes, N., & Artawan, G. 2019. Pengaruh Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Minat Baca Dan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Gugus II Kuta Utara. Pendasi Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, 32. Ariyanti, M. 2017. Perbandingan Keefektifan Model Project-Based Learningdan Problem-Based Learningditinjau Dariketercapaian Tujuan Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains, 51. Astawa, I. N. T. 2017. Memahami Peran Masyarakat Dan Pemerintah Dalam Kemajuan Mutu Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Penjaminan Mutu, 32, 197. Batubara, H. H., & Ariani, D. N. 2018. Implementasi Program Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Gugus Sungai Miai Banjarmasin. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 41, 15. Dewi, Z., & Isnarmi, I. 2019. Penanaman Karakter dalam Program Gerakan Literasi Sekolah GLS di SMP Negeri 18 Padang. Journal of Civic Education, 14, 350–362. Elendiana, M. 2020. Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Konseling JPDK, 21, 54–60. Fitriana, E., & Ridlwan, M. K. 2021. Pembelajaran Transformatif Berbasis Literasi Dan Numerasi Di Sekolah Dasar Penulis. Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 82. Gusti, Y. 2020. Pengembangan Model Literasi melalui Dongeng dalam Memotivasi Membaca dan Menulis Berbasis Bahasa Indonesia. Studia Komunika Jurnal Ilmu Komunikasi, 32, 34–43. Hendriana, E. C., & Jacobus, A. 2016. Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Melalui Keteladanan Dan Pembiasaan. Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, 12, 25–29. Ismaniar. 2018. Optimalisasi Peran Keluarga Dalam Stimulasi Kemampuan Membaca Awal Anak Melalui Pendekatan Environmental Print. E-Tech Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 62. Kamardana, gede, Lasmawan, I. W., & Suarni, N. K. 2021. Efektivitas Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Minat Baca Dan Hasil Belajar Di Kelas V Sekolah Dasar Gugus II Tejakula Tahun Pelajaran 2019/2020. Pendasi Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, 51, 115–125. Khotimah, K., Akbar, S., & Sa’dijah, C. 2018. Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah. Jurnal Pendidikan Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 311, 1488–1498. Lubis, M. A. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Komik Untuk Meningkatkan Minat Baca PPKN Siswa MIN Ramba Padang Kabupaten Tapanuli Selatan. Jurnal Tarbiyah, 252. Mardika, T. 2019. Analisis Faktor-Faktor Kesulitan Membaca Menulis Dan Berhitung Siswa Kelas 1 SD. Dinamika Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 101. Megantara, K., & Wachid, A. 2021. Pembiasaan Membaca dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Gerakan Literasi Sekolah. Jurnal Onoma Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra, 72, 383–390. Mirna, W., & Rambe, N. R. 2021. Terhadap Proses Perkembangan Imajinasi Anak Melalui Kegiatan Membaca. Jurnal Maqasiduna, 11. Nopilda, L., & Kristiawan, M. 2018. Gerakan Literasi Sekolah Berbasis Pembelajaran Multiliterasi Sebuah Paradigma Pendidikan Abad Ke- 21. JMKSP Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan, 32. Nugraha, A. P., MS, Z., & Bintoro, T. 2018. Hubungan Minat Membaca dan Kemampuan Memahami Wacana dengan Keterampilan Menulis Narasi. Indonesian Journal of Primary Education, 21, 19. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, Vol. 4, No. 3, 2021, pp. 522-527 527 Annisa Putri Bungsu / Pelaksanaan Literasi Membaca di Sekolah Dasar Nugraheni, I., Harsiati, T., & Qohar, A. 2019. Media Buku Cerita untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 43, 322. Prasetyaningrum, E. Y. 2019. Pengaruh Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa SDN Kletekan Kabupaten Ngawi. Linguista Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra, Dan Pembelajarannya, 22, 87. Prastowo. 2020. Penerapan Program Literasi Sebagai Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Siswa Di SD Negeri Temas 01 Kota Batu. Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 13, 72–81. Rahmatunisa, W. 2017. Literasi Media Melalui Kajian Linguistik Fungsional di Indonesia. FON Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 112. Rohman, S. 2017. Membangun Budaya Membaca Pada Anak Melalui Program Gerakan Literasi Sekolah. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, 41, 156. Sari, I. F. R. 2018. Konsep Dasar Gerakan Literasi Sekolah Pada Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Al-Bidayah Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 101, 89–100. Sariani, N. W. 2020. Implementasi Program GLS Di SMP Negeri 1 Kuta Selatan Dalam Upaya Menumbuhkembangkan Minat Baca Siswa. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 81. Septiary, D., & Sidabutar, M. 2020. Pelaksanaan program gerakan literasi sekolah GLS di SD Muhammadiyah Sokonandi. Epistema, 11, 1–12. Setiawan, D. 2018. Dampak Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Budaya. Jurnal Simbolika Research and Learning in Communication Study, 41, 62. Sudiana, N. 2020. Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sukasada Tahun Pelajaran 2017/2018 Melalui Gerakan Literasi Sekolah dengan Pocari dan Puding. Journal of Education Action Research, 41, 10. Sujana, I. W. C. 2019. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia. Adi Widya Jurnal Pendidikan Dasar, 41, 29. Syahidin, S. 2020. Meningkatkan Minat Membaca melalui Gerakan Literasi Sekolah. ASATIZA Jurnal Pendidikan, 13, 373–381. Teguh, mulyo. 2017. Aktualisasi Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar Melalui Gerakan Literasi Sekolahuntuk Menyiapkan Generasi Unggul Dan Berbudi Pekerti. Prosiding Seminar Nasional, 18–26. Wandasari, Y. 2017. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Gls Sebagai Pembentuk Pendidikan Berkarakter. JMKSP Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan, 22. Widayoko, A., H, S. K., & Muhardjito, M. 2018. Analisis Program Implementasi Gerakan Literasi Sekolah GLS Dengan Pendekatan Goal-Based Evaluation. Jurnal Tatsqif, 161, 78–92. Yunianika, I. T., & . S. 2019. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar Dharma Karya Universitas Terbuka. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 34, 507. ... All learning processes are based on reading ability. With the ability to read that is entrenched in every child, the level of success at school and in life in society will open up opportunities for better life success [2] Reading is a skill that can be a supporting factor in other language skills such as speaking and writing [3]. ...Yuyun Elizabeth, Karmilasari, Siti Ema Iklimah, Netty HerawatiThis research was conducted to find out a new way of implementing the School Literacy Movement program that can increase elementary school students' interest in reading. This study uses a literature study that reviews 6 journals that are relevant to the research topic. This research with a quantitative approach was carried out by looking for references from relevant and similar journals to analyze the data taken from the Google schoolar website. Journals are collected for analysis and data comparison. From this research, finding a new way of the school literacy movement to increase reading interest is procuring reading books in schools that should be updated according to the times, educators who innovate, Increasing Educators' Competence, Adding book collections in libraries, Utilizing Reading Corners and To increase reading interest needs to be supported by all parties. From the results of the analysis it was concluded that the impact of the school literacy movement can increase reading interest and the results of this study can be recommended for the school literacy movement to increase students' interest in reading.... Menumbuhkan minat membaca dan menulis, budaya literasi merupakan kunci terpenting dalam terealisasinya minat tersebut Jatnika, 2019. Kegiatan literasi dilaksanakan dengan mengajak siswa membaca cerita, membuat karya tulis, menganalisis isi teks, menggambarkan inferensi analitis atas teks, mengkritik teks dan menampilkan secara kreatif Bungsu & Dafit, 2021;Madu & Jediut, 2022. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis literasi abad-21 baca tulis di sekolah dasar. ...Febri RosmawatiRohanaKegiatan membaca dan menulis masih menjadi masalah di sekolah dasar seperti tidak bisa membaca. Penelitian ini bertujuan menganalisis penerapan literasi baca tulis di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus responden dan informan kunci guru kelas 5. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu angket dan wawancara. Analisis data melalui reduksi data, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian penerapan literasi baca tulis gemar membaca dengan persentase 24,1% menunjukkan bahwa penerapan literasi baca tulis yang dilaksanakan sekolah secara konsisten dalam 1 minggu sekali belum berjalan dengan maksimal, didukung dengan hasil wawancara dengan guru bahwa benar masih banyak siswa yang masih bermain-main saat melaksanakan kegiatan literasi di luar kelas. Selanjutnya dalam penerapan membaca kreatif literasi baca tulis dengan persentase 43,14% menunjukkan bahwa siswa cenderung lebih menyukai membaca kreatif karena siswa bebas berekspresi dan kreatif dalam membaca. Penerapan pengembangan diri literasi baca tulis dengan persentase 84,16% bahwasannya pengembangan diri diberikan kepada siswa bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai bakat dan minat siswa sesuai ekstrakulikuler yang disediakan sekolah.... The facilities provided by the school greatly support the growth of interest in reading. Putri Bungsu & Dafit, 2021. In this case, interest in reading is fundamental to developing students' literacy skills. ...Ericha OktavianiHonest Ummi KulsumThis study aims to describe the implementation of character education fond of reading through the school literacy program for students at SDIT Muhammadiyah Al Kautsar, Kartasura. This study used a descriptive qualitative method with a phenomenological approach. The research subjects were the grade II teacher, the Library Division, and the Vice Principal for Student Affairs. This research instrument used Human Instrument, where this qualitative research determined the focus of research, selected information as data sources, conducts data collection, assessed qualitative data, analyzes data, interpreted data, and made conclusion based on its findings. In qualitative research, besides acting as the main instrument, researchers also used data collection techniques, including observation, interviews, and documentation. The results of this study showed that the application of the character of fond of reading in the School Literacy Movement program was carried out every day during school hours by reading books for 10-15 minutes of reading, then making a core of the task read after that telling or presenting it back. To support school literacy activities, facilities, and infrastructure in the form of reading corners located in classrooms, as well as literacy cards to record the results of students' independent reading, were provided. Meanwhile, students' reading interest at SDIT Muhammadiyah Al Kautsar Kartasura was known through the Literacy Card for student visits to the library. The implementation of literacy classes was related to increasing students' interest in reading because students can take the time to read a little to fulfill literacy cards. If the application of this love of reading can run well and regularly, the student's interest in reading will also increase.... Literasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam memahami, menganalisis, mengolah dan menanggapi suatu infomasi menggunakan Bahasanya sendiri Adi, 2022;Kurniawan et al., 2022. Pada awal kemunculannya kemampuan literasi hanya difokuskan pada kemampuan membaca dan menulis siswa, akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman makna dan ruang lingkup literasi menjadi lebih luas Bungsu & Dafit, 2021;Novarina et al., 2019;Rohim & Rahmawati, 2020. Beberapa organisasi dari beberapa negara telah mengembangkan sebuah topik literasi yaitu salah satunya Physical Health Education PHE di Canada dan Sport Australia dari Australia, yang dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengangkat topik tentang literasi jasmani yang selanjutnya menjadi fokus utama pendidikan jasmani Cairney et al., 2018;Dutil et al., 2018. ...Teti Nurul Fathiyati Rahmat PermanaYopa Taufik SalehPenilaian kemampuan literasi jasmani di sekolah dasar dilaksanakan hanya berdasarkan pada hasil pengamatan guru, sehingga berdampak pada adanya ketidaksesuaian antara nilai yang didapat dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Adapun tujuan dari penelitian ini yakni untuk membuat bentuk instrument tes, dengan menguji kelayakan produk yang dikembangkan dengan prinsip kesesuaian, kemudahan dan kemanan. Penelitian ini tergolong kedalam jenis penelitian pengembangan yang dikembangkan dengan model pengembangan Bord & Gall yang terdiri dari 7 tahap pengembangan. Populasi dalam penelitian ini yakni siswa sekolah dasar yang berada pada rentang usia 8-12 tahun. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel yakni 122 siswa dengan kriteria berada di kelas 4 sampai 5 dan telah berusia 8 sampai 12 tahun. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara yang tidak terstruktur, dengan Instrumen pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen validitas draf. Data hasil penelitian kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa instrumen tes literasi jasmani domain kompetensi fisik memiliki kriteria tes berupa nilai validitas yang sangat tinggi dan reliabilitasnya sedang, dimana nilai validitas TLJSD-DKF untuk siswa putra sebesar dan putri sebesar Sedangkan nilai reliabilitas tes literasi jamani domain kompetensi fisik untuk siswa SD putra sebesar dan putri sebesar Dina PratiwiThis study aims to determine the literacy and numeracy abilities of elementary school students in increasing students' motivation and interest in reading and numeracy at the elementary level. The school literacy movement can strengthen the character movement as outlined in the Minister of Education and Culture Regulation Number 23 of 2015. One of the activities in the literacy movement is reading for approximately 15 minutes before teaching and learning activities begin. Numeracy is the ability to understand and apply numbers and arithmetic operations. This type of research method is a descriptive qualitative research using survey data and direct observation of elementary schools accompanied by sources from previous research. The results of this study indicate that with the existence of a school literacy movement that is carried out for 15 minutes it can train or familiarize students with increasing students' reading abilities and interest in teaching and learning activities at schoolAnisah Puteri DjatmikoMotivation for reading activities in the State of Indonesia in all circles is still minimal, especially students and college students who are also competing in the educational environment. Such incidents have aspects of the problems of the school community, a glimpse of the benefits of literacy. Furthermore, there are also inhibiting factors of a positive culture of active reading. The current generation of government regulations on the subject of positive literacy culture issues a policy of habituating students to reading within 10-15 minutes before the KBM Teaching and Learning Activities is carried out. The subject of this research is class VIII students. The findings of the problem formulation in this research event include 1 What is the influence of GLS in increasing the imposition of students' reading activities? 2 What are the indicative factors that hinder literacy activities? The direction of the problem indicators in this research activity is to be able to find out the impact of the School Literacy Movement GLS program on the restructuring of students' reading activities in junior high schools SMP. This type of research method used is qualitative. The data processing was collected using a brief interview questionnaire accompanied by a description in the form of general knowledge sourced from previous research. The results of this study explained that the indicators of imposition of students' reading activities increased quite a bitAlwi AlwiAbdul RozakRochanda WiradinataPenelitian ini bertujuan untuk menjelaskan desain pembelajaran menulis teks narasi dan penguatan aspek kreativitas dengan menggunakan model berbasis proyek pada siswa kelas VII MTs Mahad Al-Zaytun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Design Based Research DBR. Metode pengumpulan data berupa hasil observasi pada aktivitas guru dalam setiap aspek desain pembelajaran berbasis proyek yaitu penentuan proyek, perencanaan langkah-langkah penentuan proyek, penyusunan jadwal pelaksaan proyek, penyelesaian proyek, penyusunan laporan dan presentasi, evaluasi proses dan hasil proyek. Lembar observasi aktivitas siswa pada aspek kreativitas yaitu keluwesan, kelancaran, elaborasi, keaslian. Penguatan kreativitas dari hasil karya siswa berupa membuat cerita imajinasi, pada aspek kreativitas pengembangan tulisan, keruntutan kronologi, struktur alur, pilihan kata diksi dan penggunaan ejaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain pembelajaran dengan model berbasis proyek dari hasil observasi aktivitas guru memperoleh persentase skor 92% yang masuk dalam kategori sangat baik. Data observasi siswa dari 30 siswa, 27% kategori kreativitas sedang dan 73% kategori kreativitas tinggi, dengan nilai rata-rata persentase kreativitas adalah 74%, masuk kategori kreativitas baik. Berdasarkan data dari karya siswa berupa teks narasi imajinasi bahwa kreativitas penilaian menulis narasi imajinasi dapat diketahui kemampuan siswa, terlihat nilai rata-rata persentase kreativitas adalah 83%, semua siswa mendapat nilai 73 ke atas. Nilai ini termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kategori kreativitas belajar siswa tinggi terhadap pembelajaran menulis teks narasi dengan menggunakan model berbasis MegantaraAbdul Wachid BSAktifitas membaca merupakan bagian dari kegiatan dalam dunia literasi. Literasi merupakan bagian integral dari dunia pendidikan dengan alasan bahwa informasi dan pengetahuan didapatkan melaui kegiatan membaca. Membaca adalah suatu ketrampilan yang dapat menjadi faktor penunjang dalam kemampuan berbahasa lainnya seperti berbicara dan juga menulis. Dalam kehidupan, membaca memiliki posisi yang sangat penting, utamanya di era informasi yang berkembang dengan sangat pesat sebagaimana keadaan yang dirasakan sekarang ini. Akan tetapi pada kenyataannya membaca belum menjadi sebuah kebiasaan di masyarakat Indonesia. Membaca masih hanya menjadi cara untuk mengisi waktu seggang. Maka tak berlebihan bila sebuah penelitian telah menunjukan sangat rendahnya kemampuan membaca pelajar di Indonesia. Hal haruslah menjadi tantangan bagi dunia pendidikan untuk sesegera mungkin memperbaikinya. Gerakan Literasi Sekolah merupakan bagian dari kegiatan Gerakan Literasi Nasional yang dicanangkan Pada tahun 2016, yang memiliki tujuan Menumbuh kembangkan budi pekerti siswa dengan pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hidupnya. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menganalisa berbagai kegiatan yang terkait Gerakan Litersi Sekolah sebagai suatu upaya menumpuhkan kebiasaan membaca di MI Muhammadiyah Penaruban. Dalam proses penelitian ini peneliti memilih Jenis penelitian deskriptif kualitatif dimana dalam penelitian yang dilakukan peneliti menjeskan dan menguraikan hasil penelitian yang dilakukan mengacu pada data-data yang didapatkan. Berangkat dari data-data yang didapat melalui beberapa metode peneliti berkesimpulan bahwa kegiatan Gerakan Literasi Sekolah GLS di MI Muhammadiyah Penaruban Kabupaten Purbalingga berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi siswa dalam menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai salah satu bagian dari literasi. Kata Kunci Irma NugraheniTitik Harsiati Abd. Qohardiv align="center"> Abstract This research was aimed to produced a new products in the form of storybooks with a focus on Theme 1, namely the Beautifulness of Togetherness in the Subtema of Cultural Diversity in My Country to improve the ability to read and write fourth grade students. The development model used in this study is Dick & Carey. The selection of the development model is based on goal-oriented and results that can be used to create an optimal learning. The Dick & Carey development model has 10 stages in development. In this study only use until the 9th stage, because in this story book does not provide summative evaluation. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk baru berupa buku cerita dengan fokus pada Tema 1 yaitu Indahnya Kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa kelas IV SD. Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Dick & Carey. Pemilihan model pengembangan tersebut didasarkan oleh berorientasi pada tujuan serta hasil yang dapat digunakan untuk menciptakan sebuah pembelajaran yang optimal. Model pengembangan Dick & Carey mempunyai 10 tahapan dalam pengembangan. Pada penelitian ini hanya menggunakan sampai pada tahap kesembilan saja dikarenakan pada buku cerita ini tidak menyediakan evaluasi sumatif. Adminblog Seputar Laporan 2019 juga mengumpulkan gambar-gambar lainnya terkait rencana dan laporan pelaksanaan kegiatan literasi sd dibawah ini. Kunjungan ke Universitas Negeri Surabaya 2. 16114 Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bidang dokter kecil PKS dan UKS. Source: slideshare.net. Melaksanakan penyusunan program dan rencana kerja
PROGRAM LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN LITERASI MADRASAH ALIYAH MA AL FALAAH TAHUN AJARAN 2018/2019 YAYASAN IZZUL FALAAH MADRASAH ALIYAH MA AL FALAAH DSN. CIKADONGDONG , DS. SUKAMULYA, KEC. PURWADADI, KAB. CIAMIS JAWA BARAT LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM MADRASAH ALIYAH MA AL FALAAH TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Ketua Rohadi Sekretaris Ipah Apipah Mengetahui, Kepala Madrasah Baehaqi, Kepala Madrasah Ulfah Kamaliah, KATA PENGANTAR Bismillahirrohmaanirrohiim Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Mengurus seluruh makhluk- Nya. Sholawat dan salam semoga terlimpahkan atas junjungan dan teladan kita semua Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat- sahabatnya rodliyallahu anhum ajma’iin serta para pengikut mereka yang telah mendidik kita dengan cahaya rabbani yaitu Pendidikan Agama Islam. Atas berkat pertolongan Allah SWT Alhamdulillah “Program Muatan Kepesantrenan MA Al Falaah Tahun Pelajaran 2018/2019” telah terselesaikan tanpa adanya suatu kendala yang berarti. Ucapan terimakasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah turut andil menyumbangkan oikiran dan tenaga dalam penyusunan program kerja ini demi suksesnya penyelenggaraan program tersebut. Tak ada balasan yang setimpal tentunya selain anugerah pahala dari Allah SWT sebagai balasan atas keikhlasan kita. Amiin Harapan kedepannya semoga Allah SWT selalu bersama kita, meridhoi dan mengabulkan tujuan kita agar kegiatan ini lancar dan sukses akhirnya. Menyadari banyaknya kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan program kerja ini, maka kami dengan segala kerendahan hati tidak menutup diri untuk saran dan masukkan demi penyempurnaan program di masa mendatang. Akhirnya semoga program ini bermanfaat banyak dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Namakegiatan : “Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMK Negeri 1 Mesuji Timur Tahun Ajaran 2020-2021”. 3. Penyelenggara kegiatan : SMKN 1 Mesuji Timur. 4. Waktu dan tempat. Hari : Rabu s/d Jum’at. Tanggal : 15 – 17 Juli 2020. Waktu : 07.00 s/d selesai. Tempat : Aula SMK Negeri 1 Mesuji Timur. Program gerakan literasi sekolah dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan sekolah di seluruh Indonesia. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas sekolah ketersediaan fasilitas, sarana, prasana literasi, kesiapan warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan.46 Untuk memastikan keberlangsungan dalam jangka panjang, gerakan literasi sekolah dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yakni a. Pembiasaan, yaitu penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca Permendikbud No. 23 tahun 2015. 46 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Mengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, hlm. 27-29. b. Pengembangan, yaitu meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan. c. Pembelajaran, yaitu meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran. Berdasarkan tahapan di atas, penjelasannya akan lebih diperinci lagi, sebagai berikut a. Tahap ke-1 Pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem sekolah Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi peserta didik. b. Tahap ke-2 Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan literasi Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi bacaan pengayaan. c. Tahap ke-3 Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran bertujuan dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran. Dalam tagihan ini ada tagihan yang sifatnya akademis terkait dengan mata pelajaran. Kegiatan membaca pada tahap ini untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 yang mensyaratkan peserta didik membaca buku nonteks pelajaran yang dapat berupa pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau teks multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu sebanyak 6 buku bagi siswa SD, 12 buku bagi siswa SMP, dan 18 buku bagi siswa SMA/SMK. Buku laporan kegiatan membaca pada pembelajaran ini disediakan oleh wali kelas. Fokus kegiatan dan tahapan literasi sekolah, akan dipaparkan secara lebih terperinci, sebagai berikut Tabel Kegiatan dalam Tahapan Literasi Sekolah Tahapan Kegiatan Pembiasaan belum ada tagihan 1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring read aloud atau seluruh warga sekolah membaca dalam hati sustained silent reading. 2. Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi, antara lain 1 menyediakan perpustakaan sekolah, sudut baca, dan area baca yang nyaman; 2 pengembangan sarana lain UKS, kantin, kebun sekolah; dan 3 penyediaan koleksi teks cetak, visual, digital, maupun multimodal yang mudah diakses oleh seluruh warga sekolah; 4 pembuatan bahan kaya teks print-rich material Pengembangan ada tagihan sederhana untuk penilaian non- akademik 1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik, contoh membuat peta cerita story map, menggunakan graphic organizers, bincang buku. 2. Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang kaya literasi dan menciptakan ekosistem sekolah yang menghargai keterbukaan dan kegemaran terhadap pengetahuan dengan berbagai kegiatan, antara lain a memberikan penghargaan kepada capaian perilaku positif, kepedulian sosial, dan semangat belajar peserta didik; penghargaan ini dapat dilakukan pada setiap upacara bendera Hari Senin dan/atau peringatan lain; b kegiatan-kegiatan akademik lain yang mendukung terciptanya budaya literasi di sekolah belajar di kebun sekolah, belajar di lingkungan luar sekolah, wisata perpustakaan kota/daerah dan taman masyarakat, dll. 3. Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di perpustakaan sekolah/perpustakaan kota/daerah atau taman bacaan masyarakat atau sudut baca kelas dengan berbagai kegiatan, antara lain a membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati membaca bersama shared reading, membaca terpandu guided reading, menonton film pendek, dan/atau membaca teks visual/digital materi dari internet; b peserta didik merespon teks cetak/visual/digital, fiksi dan nonfiksi, melalui beberapa kegiatan sederhana seperti menggambar, membuat peta konsep, berdiskusi, dan berbincang tentang buku. Pembelajaran ada tagihan akademik 1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik dan akademik. 2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran, disesuaikan dengan tagihan akademik di kurikum 2013. 3. Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran misalnya, dengan menggunakan graphic organizers. 4. Menggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif,dan akademik disertai beragam bacaan cetak, visual, auditori, digital yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran. Dalam tahap pembelajaran, semua mata pelajaran sebaiknya menggunakan ragam teks cetak/visual/digital yang tersedia dalam buku-buku pengayaan atau informasi lain di luar buku-buku pelajaran. Guru diharapkan bersikap kreatif dan proaktif mencari referensi pembelajaran yang relevan. Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah pada setiap tahapan akan lebih diperinci lagi, sebagai berikut 1 Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah pada Tahap Pembiasaan Kegiatan pelaksanaan pembiasaan gerakan literasi pada tahap ini bertujuan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik terhadap bacaan dan terhadap kegiatan 47 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar Jakarta Direktorat Jenderal Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016, Prinsip-prinsip kegiatan membaca pada tahap pembiasaan ini, antara lain a Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku bacaan, bukan buku teks pelajaran. b Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta didik. Peserta didik diperkenankan untuk membaca buku yang dibaca dari rumah. c Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini tidak diikuti oleh tugas-tugas menghafalkan cerita, menulis sinopsis, dan lain-lain. d Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini dapat diikuti dengan diskusi informal tentang buku yang dibaca/dibacakan, atau kegiatan yang menyenangkan terkait buku yang dibacakan apabila memungkinkan. Tanggapan dalam diskusi dan kegiatan lanjutan ini tidak dinilai/dievaluasi. e Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini berlangsung dalam suasana yang santai dan menyenangkan. Guru menyapa peserta didik dan bercerita sebelum membacakan buku dan meminta mereka untuk membaca buku. Langkah-langkah kegiatan literasi pada tahap pembiasaan, sebagai berikut Membaca 15 menit pada tahap pembiasaan ini dapat dilakukan dengan 2 strategi, yaitu membacakan nyaring dan membaca dalam hati. Membacakan nyaring dilaksanakan oleh guru/pustakawan, kepala SD/relawan membacakan buku/bahan bacaan lain dengan nyaring. Tabel Langkah Kegiatan Membacakan Nyaring Tahap Membaca Kegiatan 1. Persiapan yang perlu dilakukan a Memahami tujuan membacakan nyaring, yaiu menumbuhkan minat baca, memeragakan cara membaca, dan menjadikan peserta didik lancar membaca. b Mengetahui tingkat kemampuan berpikir dan membaca peserta didik. c Memilih buku yang berkualitas baik dan memiliki isi yang disesuaikan dengan jenjang dan minat peserta didik. d Melakukan kegiatan prabaca dan baca ulang dengan tujuan 1 Mengetahui jalannya cerita, atau isi/pesan dalam setiap buku yang dibaca. 2 Mengetahui letak tanda-tanda baca sehingga memungkinkan untuk mengatur intonasi suara. 3 Mengantisipasi pertanyaan yang dilakukan oleh peserta didik, dan 4 Melakukan prediksi atau menghubungkan isi bacaan dengan topik lain yang relevan. e Menulis pertanyaan-pertanyaan sebagai bahan diskusi. f Melatih intonasi, volume suara, dan gerak tubuh agar dapat membacakan buku dengan menarik serta ekspresi wajah yang mendukung pencitraan. 2. Sebelum membacakan nyaring a Memulai dengan menyapa peserta didik dan menyebutkan alasan memilih bacaan tersebut. b Menunjukkan sampul buku cerita yang akan dibacakan dan menyampaikan gambaran singkat cerita. c Menyebutkan judul, pengarang, dan illustrator buku. d Menggali pengalaman peserta didik. e Mulai menyusuri ilustrasi, apabila terdapat dalam buku atau bahan bacaan. f Membacakan buku dengan cara yang sangat menarik. 3. Saat membacakan nyaring a Suara dapat didengar seluruh peserta didik tidak terlalu cepat, disertai intonasi, ekspresi, dan gesture yang sesuai isi cerita. b Bersikap ramah. c Menanggapi komentar dan pertanyyan peserta didik. d Mengingatkan peserta didik untuk menyimak. e Membagi informasi dan berdiskusi selama membacakan buku. f Mengajak peserta didik aktif bertanya. g Mengajak peserta didik untuk menceritakan apa yang dibacakan dan apa yang dipikirkan terkait bacaan. Selanjutnya, membaca dalam hati. Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca 15 menit yang diberikan kepada peserta didik tanpa gangguan. Guru menciptakan suasana tenang, nyaman, agar peserta didik dapat berkonsentrasi pada buku yang dibacanya. Tabel Langkah Kegiatan Membaca Dalam Hati Tahap Membaca Kegiatan 1. Persiapan membaca dalam hati a Memahami tujuan membaca dalam hati, yaitu untuk menumbuhkan minat baca peserta didik. b Memastikan agar bacaan sesuai dengan tingkat keterampilan membaca peserta didik. 2. Sebelum membaca dalam hati dilakukan a Menawarkan kepada peserta didik apakah mereka memilih sendiri buku yang ingin dibaca dari sudut baca kelas atau membawanya sendiri dari rumah. b Membebaskan peserta didik untuk memilih buku yang sesuai dengan minat dan kesenangannya. c Memberi semangat kepada peserta didik bahwa ia harus membaca buku tersebut sampai selesai, dalam kurun waktu tertentu, bergantung pada ketebalan buku. d Membolehkan peserta didik untuk mencari buku lain apabila isi buku dianggap kurang menarik. e Membolehkan peserta didik untuk memilih tempat yang disukainya untuk membaca. f Menyediakan buku-buku dengan jenis dan judul yang variatif. 3. Saat membaca dalam hati Peserta didik dan guru bersama-sama membaca buku masing-masing dengan tenang selama 15 menit. 4. Setelah membaca dalam hati Guru dapat menggunakan 5-10 menit setelah membaca untuk bertanya kepada peserta didik tentang buku yang dibaca. b Menata Sarana dan Lingkungan Kaya Literasi Sarana literasi mencakup perpustakaan sekolah, sudut baca kelas, dan area baca. Perpustakaan berfungsi sebagai pusat pembelajaran di SD. Pengembangan dan penataan perpustakaan menjadi bagian penting dari pelaksanaan gerakan literasi SD dan pengelolaan pengetahuan yang berbasis pada bacaan. Perpustakaan yang dikelola dengan baik mampu meningkatkan minat baca warga SD dan menjadikan mereka pembelajar sepanjang hayat. Perpustakaan SD idealnya berperan dalam mengkoordinasi pengelolaan sudut baca kelas, area baca, dan prasarana literasi lain di SD. c Menciptakan Lingkungan Kaya Teks Untuk menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah, ruang kelas perlu diperkaya dengan bahan-bahan kaya teks. Contoh-contoh bahan kaya teks adalah karya-karya peserta didik berupa tulisan, gambar, atau grafik, poster-poster terkait pelajaran, dinding kata, label nama-nama peserta didik pada barang-barang mereka yang disimpan di kelas, jadwal harian, pembagian kelompok tugas kelas, dan lain-lain. d Memilih Buku Bacaan di SD Pada jenjang SD kelas rendah, konten bacaan harus disesuaikan dengan peserta didik. Kriteria pemilihan konten bacaan antara lain peserta didik harus didampingi ketika memilih buku, buku mengandung informasi yang sederhana ataupun kejadian sehari-hari, cerita mengandung nilai optimisme, bersifat inspiratif, dan mengembangkan imajinasi siswa, buku mengandung pesan nilai-nilai sesuai dengan tahapan peserta didik, pesan moral cerita disampaikan dengan tidak menggurui, dan buku yang dibacakan dapat berukuran besar. Selain itu, ilustrasi memiliki alur yang sederhana, dan teks tidak perlu mengulangi apa yang sudah digambarkan oleh ilustrasi. e Pelibatan Publik Pengembangan sarana literasi membutuhkan sumber daya yang memadai. Partisipasi komite sekolah, orang tua, alumni, dan pihak-pihak lain dapat membantu memelihara dan mengembangkan sarana sekolah agar capaian literasi peserta didik dapat ditingkatkan. Dengan keterlibatan semakin banyak pihak, peserta didik dapat belajar dari figur teladan literasi yang beragam. Ekosistem sekolah menjadi terbuka dan sekolah mendapat kepercayaan yang semakin baik dari orang tua dan elemen masyarakat lain. Selain itu, sekolah dapat belajar untuk mengelola dukungan dari berbagai pihak sehingga akuntabilitas sekolah juga akan meningkat. 2 Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah pada Tahap Pengembangan Kegiatan literasi pada tahap pengembangan bertujuan untuk mempertahankan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta meningkatkan kelancaran dan pemahaman membaca peserta Prinsip-prinsip kegiatan pada tahap pengembangan, antara lain a Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku selain buku teks pelajaran. b Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta didik. c Peserta didik diperkenankan untuk membaca buku yang dibawa dari rumah. d Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh tugas-tugas menggambar, menulis, kriya, seni gerak dan peran untuk menanggapi bacaan, yang disesuaikan dengan jenjang dan kemampuan peserta didik. e Penilaian terhadap tanggapan peserta didik terhadap bacaan bersifat non-akademik dan berfokus pada sikap peserta didik dalam kegiatan. Masukan dan komentar pendidik terhadap karya peserta didik bersifat memotivasi mereka. f Kegiatan membaca/membacakan buku berlangsung dalam suasana yang menyenangkan. Langkah-langkah kegiatan literasi pada tahap pengembangan, sebagai berikut a Membaca 15 Menit Sebelum Pelajaran Dimulai Membaca 15 menit pada tahap pengembangan ini dapat dilakukan dengan 4 strategi, yaitu membacakan nyaring interaktif, membaca terpandu, membaca bersama, dan membaca mandiri. Membacakan nyaring interaktif dilakukan dengan guru membacakan buku/bahan bacaan dan mengajak peserta didik untuk menyimak dan menanggapi bacaan dengan aktif. Proses membacakan buku ini bersifat interaktif karena guru memeragakan bagaimana berpikir menanggapi bacaan dan menyuarakannya serta mengajak peserta didik untuk melakukan hal yang sama. Fokus kegiatan membacakan nyaring interaktif biasanya adalah untuk memahami kosa kata baru. Membaca terpandu dilakukan dengan guru memandu peserta didik dalam kelompok kecil 4-6 anak dalam kegiatan membaca untuk meningkatkan pemahaman membaca mereka. Membaca bersama dilakukan dengan guru mendemonstrasikan cara membaca kepada seluruh peserta didik di kelas atau kepada satu persatu peserta didik. Guru dapat membaca bersama-sama dengan peserta didik, lalu meminta peserta didik untuk bergiliran membaca. Metode ini bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk membaca dengan nyaring dan meningkatkan kefasihan mereka. Dengan memeragakan cara membaca, guru mengajarkan strategi membaca pada peserta didik. Membaca mandiri adalah peserta didik memilih bacaan yang disukainya dan membacanya secara mandiri. Salah satu bentuk kegiatan membaca mandiri adalah membaca dalam hati. b Memilih Buku Pengayaan Fiksi dan Nonfiksi Buku pengayaan memiliki elemen cerita, ilustrasi, dan bahasa yang ditulis untuk menarik minat baca peserta didik. Selain itu, buku pengayaan tersedia dalam berbagai topik dan tema yang dapat didiskusikan dengan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir mereka. Buku pengayaan memiliki elemen cerita yang dapat meningkatkan apresiasi peserta didik terhadap sastra, dan juga dapat menjadi model untuk mengembangkan kemampuan menulis kreatif, baik fiksi maupun nonfiksi. c Mendiskusikan Cerita Selain untuk meningkatkan pemahaman terhadap bacaan, kegiatan mendiskusikan cerita membantu peserta didik untuk dapat menganalisis elemen cerita. Untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan analisis cerita, guru dapat menggunakan daftar pertanyaan yang disesuaikan dengan isi cerita. d Membuat Catatan Setelah Membaca Menulis catatan setelah membaca merupakan bentuk evaluasi non akademik pada tahap pengembangan. Hal-hal yang perlu dicatat misalnya Judul buku, Nama Tokoh, Isi bacaan, atau hal lain menyesuaikan dengan target pencapaian yang ingin dicapai. 3 Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah pada Tahap Pembelajaran Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran bertujuan untuk mempertahankan minat peserta didik terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta meningkatkan kecakapan literasi peserta didik melalui buku-buku pengayaan dan buku teks pelajaran. Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran meningkatkan kemampuan berbahasa reseptif membaca dan menyimak dan aktif berbicara dan menulis yang dijelaskan secara rinci dalam konteks dua kegiatan utama pada tahap ini, yaitu membaca dan Prinsip-prinsip kegiatan literasi pada tahap pembelajaran, antara lain a Kegiatan membaca disesuaikan dengan kemampuan literasi jenjang kemampuan membaca dan menulis peserta didik dan tujuan kegiatan membaca. b Kegiatan membaca bervariasi, dengan memberikan porsi yang seimbang untuk kegiatan membacakan nyaring, membaca mandiri, membaca terpandu, dan membaca bersama. c Guru memanfaatkan buku-buku pengayaan fiksi dan non-fiksi untuk memperkaya pemahaman peserta didik terhadap materi ajar dan buku teks pelajaran. d Pengajaran berfokus pada proses, dan bukan pada hasil. Peserta didik berbagi dan mendiskusikan draf pekerjaannya untuk mendapat masukan dari guru dan teman. e Kegiatan menanggapi bacaan mempertimbangkan kecerdasan majemuk dan keragaman gaya belajar peserta didik. f Guru melakukan pemodelan dan pendampingan teradap peserta didik. Langkah-langkah kegiatan literasi pada tahap pembelajaran pada dasarnya sama dengan strategi membaca untuk memahami buku pengayaan, yaitu membacakan nyaring, membaca terpandu, membaca bersama, dan membaca mandiri. Bedanya hanya ditambah dengan membaca buku teks pelajaran. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan yang dilakukan, perlu diadakan evaluasi. Ralph Tyler mengungkapkan evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagian apa yang belum dan apa E. Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Gerakan Literasi
JAKARTA– Wilayah Banten kerap diidentikkan dengan daerah segudang jawara atau pendekar.Salah satunya adalah Firman Hadiansyah seorang aparatur sipil negara (ASN) yang merupakan jawara literasi. Julukan tersebut tepat disematkan kepada Firman karena sejumlah gerakan yang dilakukan dengan mengenalkan dan membumikan literasi hingga ke pelosok
100% found this document useful 6 votes8K views10 pagesDescriptionprogram kegiatan literasi sekolah sangat berperan untuk membiasakan siswa berliterasiCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 6 votes8K views10 pagesLaporan Program Kegiatan LiterasiDescriptionprogram kegiatan literasi sekolah sangat berperan untuk membiasakan siswa berliterasiFull description Sabtu 14 November 2020. 25a.a. Dokumen RKS/RKAS. 25. Kepala sekolah/madrasah secara konsisten, partisipatif, kolaboratif, transformatif, dan efektif memimpin guru, tenaga kependidikan, dan siswa untuk mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif dalam usaha pengembangan kegiatan/program sekolah/madrasah untuk mencapai visi, misi, dan

PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK SELATAN DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGAUPT SD NEGERI 02 BATANG LIMPAUNG Alamat Jl. Raya Batang Limpaung Kode Pos 27775 LAPORAN PELAKSANAAN GERAKAN LITERASI di SD NEGERI 02 BATANG LIMPAU NG Petunjuk tanda Cek Ѯ pada salah satu kolom sebelah kanan sudah/belum/akan mulai . Anda mengisi pada kolom sudah dan akan mulai , tuliskan waktu pelaksanaannya. NOKEGIATANINDIKATOR KETERLAKSANAANSudahsejak kapanBelumAkanMulaikapan1GERAKAN MEMBACA membaca senyap 15 menit sebelum kegiatan jam pelajaran Dilakukan harian. 1Tersedia program kerja sekolah untuk 15 menit didik mampu menjelaskan apa yang dokumentasi pengembangan instrumen laporan bacaan. membaca bersama-sama bagi guru dan peserta didik guru menjadicontoh Dilakukan harian . Peserta didik dan guru dapat menceritakan hasil yang dibaca.√ membaca karya sastra sampai selesai dengan membuat daftar 1Tersedia koleksi karya instrumen laporan bacaan. 1 NOKEGIATANINDIKATOR KETERLAKSANAANSudahsejak kapanBelumAkanMulaikapan buku yang sudah selesai dibaca. Dilakukan harian. 3Tersedia rekapitulasi peserta didik dan karya sastra yang membaca di setiap kesempatan. Dilakukan harian. 1Tersedia area baca di koleksi bacaan dengan berbagai kebutuhan bahan bacaan warga adanya aktivitas membaca oleh warga sekolah pada berbagai untuk berdiskusi tentang buku yang sudah dibaca, menuliskan kembali/membuat resensi, dan presentasi. Disesuaikan denganjadwal kegiatan di sekolah, misalnya bulanan 1Tersedia kegiatan diskusi atau resensi atau bedah instrumen laporan bacaan pada setiap buku bacaan nonpelajaran misalnya, diselipkan lembar pertanyaan tentang tokoh dalam novel, dsb..3Adanya bahan/materi resensi buku yang dibuat oleh peserta karya atau menuliskan kesan atau rangkuman setelahselesai membaca. Disesuaikan dengan jadwal kegiatan di sekolah, misalnya bulanan 1Terdapat instrumen laporan kegiatan gelar media untuk memajang karya dokumentasi kesan atau rangkuman mading danatau buletin/ majalah peserta didik di setiap sekolah. Disesuaikan dengan jadwal kegiatan di sekolah, misalnya 1Adanya mading/buletin/majalah surat keputusan kepala sekolah tentang susunan redaksi majalah atau bulletin mading/buletin/majalah secara berkala. 2 NOKEGIATANINDIKATOR KETERLAKSANAANSudahsejak kapanBelumAkanMulaikapan bulanan 4Adanya unit kegiatan ekstrakurikuler setiap guru bi-dang studi untuk menerapkan metode diskusi dan presen-tasi pada beberapa kegiatan pembelajaran. Disesuaikan denganjadwal kegiatan di sekolah, misalnya bulanan 1Adanya penugasan diskusi/presentasi yang tertulis pada rencana pembelajaran bahan/materi presentasi oleh peserta didik pada setiap mata pelajaran powerpoint /bahan belajar lainnya.3Adanya penilaian presentasi peserta didik oleh guru mata sudut buku kelas. Disesuaikan denganjadwal kegiatan di sekolah, misalnya mingguan/bulanan 1Adanya Sudut Buku Kelas di semua atau sebagian jadwal pengaturan/ penggantian koleksi Sudut Baca aktivitas membaca oleh peserta didik di luar jam pelajaran. karya peserta didik cerpen, puisi, dll. ke dalam bentuk buku. Disesuaikan denganjadwal kegiatan di sekolah, misalnya semesteran 1Adanya kegiatan pengumpulan/pendokumentasian karya peserta dokumentasi/ display karya peserta didik dalam bentuk penghargaan nonakademik terhadap kebiasaan membaca. Disesuaikan denganjadwal kegiatan di sekolah, misalnya semesteran 1Tersedia program penghargaan kegiatan membaca pin, sertifikat, dll..2Adanya kriteria pemberian penghargaan kepada peserta didik yang giat contoh penghargaan yang diberikan oleh sekolah. 3

. 270 302 445 184 410 282 451 226

dokumen laporan pelaksanaan kegiatan literasi